MALANG - Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berkembang sangat cepat dan dinamis. Seiring dengan hal tersebut, kerentanan serangan siber semakin meningkat.
Mengantisipasi hal tersebut, Pusdatin (Pusat Data dan Informasi) Kemdikbudristek melakukan inisiasi pembentukan CSIRT (Computer Security Insident Response Team) di 20 lokasi perguruan tinggi di Indonesia.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Sudjono
|
Di Malang, Pusdatin menyelenggarakan koordinasi pembentukan CSIRT bertempat di UB Guest House (13-14/7/2023).
Wakil Rektor bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi, Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc saat membuka acara mengatakan bahwa keamanan siber menjadi hal yang urgent dan mendesak.
Baca juga:
Ini Dia, Cara Menulis Rilis dalam 3 Menit
|
“Ini merspon perkembangan zaman terjadi mega desruption. Sepuluh tahun lalgi tidak ada bidang pekerjaan yang tidak menggunakan AI dan digital teknologi. Yang menarik adalah kurikulum di hampir semua perguruan tinggi belum mempersiapkan, sehingga kita benar-benar memasuki di fase dimana anak-anak kita memasuki era puncak bonus demografi menjelang Indonesia Emas dan perkembangan teknologi yang canggih dan sedemikian cepatnya, ” tegasnya.
Sementara itu, koordinator pelaksana kegiatan, Puji Raharjo (Pusdatin) mengatakan bahwa CSIRT nantinya bertugas mendeteksi dan
menangani insiden siber secara tepat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif.
Adapun narasumber dari Badan Siber dan Sandi Negara, Didik Hardiyanto menyampaikan materi tentang pentingnya keamanan siber bagi pengguna. Didik memaparkan tema “Tim Tanggap Insiden Siber Perguruan Tinggi”. Peserta merasa puas dengan kegiatan ini, dan mengharapkan pertemuan semacam ini diselenggarakan secara rutin.
Kegiatan koordinasi pembentukan CSIRT di UB ini dihadiri tim dari UM, UMM, UNITRI, Universitas Merdeka, Universitas Widyagama, IKIP Budi Utomo, UNIRA, Polinema, UNISMA, dan UB. (KG)